top of page
Gambar penulisArdian Lintang

Tenun Corak Insang, Kain Ciri Khas Pontianak Sejak 1771 yang Tak Lekang Oleh Zaman

Auliya Rahmanisa


Kain tenun corak insang merupakan kain khas tenun dengan motif tradisional yang masih bertahan dengan pola zig zag teratur di Kota Pontianak Kalimantan Barat (Sumber: Warisan Budaya.Kemendikbud)


Pontianak, VOLKMEDIA -- Tenun corak insang merupakan kain ciri khas Kota Pontianak yang dikenal pada masa Kesultanan Kadariah pada tahun 1771 hingga sekarang.


Kain corak insang merupakan hasil tenun tradisional masyarakat Pontianak khususnya masyarakat Melayu. Pada mulanya, kain corak insang ini ditenun untuk keperluan keluarga saja, karena setiap keluarga yang mampu dan terpandang pada saat itu berusaha untuk menciptakan dan memiliki satu jenis kain corak insang yang menjadi kebanggan keluarga tersebut.


Kain tenun corak insang menggambarkan peradaban masyarakat Pontianak yang saat itu bermukim di sepanjang pinggiran sungai kapuas.


Kehidupan nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menjadikan ikan sebagai media ungkapan seni yang dijabarkan ke dalam motif atau corak dari kain tenun yang dihasilkan. Terutama insang ikan dijadikan sebagai objek perwujudan yang melambangkan nafas dan gerakan dalam kehidupan.


Corak insang pada awalnya digunakan oleh para kaum bangsawan di Istana Kadariah Pontianak, sebagai pertemuan antar kerajaan. Dalam upacara pernikahan, kain corak insang ini digunakan sebagai pelengkap pada baju Telok Belanga yang dikenakan oleh laki-laki, sedangkan bagi perempuan digunakan sebagai kain atau bawahan pada baju kurung.


Pada masa lalu, penenun memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekelilingnya sebagai bahan baku untuk penunjang pembuatan tenun corak insang ini.


Bahan pewarna yang digunakan dalam proses pewarnaan adalah bahan-bahan alami, seperti warna kuning mempergunakan bahan dari kunyit atau temu, warna merah menggunakan bahan dari daun inai atau daun pacar, warna hitam dan coklat menggunakan bahan dari kayu samak. Sedangkan pada saat sekarang pewarnaan kain sudah menggunakan bahan pewarna kimia.


Kain tenun corak insang memiliki motif khas yaitu garis zig zag secara teratur. Bahan baku yang dibutuhkan untuk kain tenun corak insang berupa benang emas, benang pakan dan benang lungsi.


Kain corak insang yang telah dihasilkan, memiliki nama yang berbeda-beda sesuai dengan motifnya, diantaranya kain insang berantai, kain insang betangkup, kain insang delima, kain insang bunga, kain insang awan, kain insang berombak, kain insang banji, kain insang cabe, kain insang delima tunggang balik, kain insang bertapak besar, dan sebagainya.


Ada delapan tahapan dalam menenun sebuah kain tenun corak insang. Diawali dengan proses membuat pola dasar, menggulung benang, menatar, mengikat, mencelupkan ke pewarna, menghubung, membuat motif hingga ke proses terakhir yaitu menenun.


Tahapan paling sulit adalah saat membuat motif, maka dari itu tak heran jika harga yang dipatok mulai dari empat ratus ribu hingga lima juta rupiah. Kurniati, sebagai pengrajin tenun mengatakan waktu yang dibutuhkan saat menenun bervariasi tergantung kesulitan.


“Tergantung kesulitannya, corak insang tanpa benang emas paling tiga harian bisa satu lembar per dua meter, kalo yang full, pakai motif, dikasi benang emas full itu, satu lembarnya per dua meter sekitar tiga mingguan”


Kain tenun corak insang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2017. Hingga saat ini, kain tenun dengan motif corak insang masih dikenakan oleh sebagian masyarakat Kota Pontianak, baik itu orang tua, anak-anak, maupun remaja.


Pemerintah Kota Pontianak sedang menggalakkan pemakaian tenun corak insang untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah dan perkantoran juga sudah memakai pakaian dengan corak insang ini sebagai pakaian seragam pada hari hari tertentu.


Selain itu, kain corak insang insang ini pun sering digunakan pada acara adat misalnya pada acara pernikahan, khitanan, gunting rambut, acara-acara peringatan hari besar agama dan penyambutan tamu. Hal ini sebagai wujud pelestarian kain tenun corak insang di Kota Pontianak agar tak lekang oleh waktu.


Keberadaan kain tenun motif corak insang sudah sangat dikenal oleh masyarakat secara luas maupun wisata mancanegara. Kunjungan wisatawan dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan Brunei Darussalam yang cukup intens berkunjung ke desa tenun Kota Pontianak.


Tidak hanya membuat kain tenun corak insang saja, sekarang para pengrajin tenun di Pontianak mulai mengembangkan inovasi beberapa produk yang dapat dipasarkan secara online diantaranya baju, tanjak, tas dan sepatu.

5 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commentaires


Post: Blog2 Post
bottom of page