Penulis: Renata Aisyah
Editor: Khurotul Akyun Putri
Kesenian ketoprak adalah salah satu asset bangsa Indonesia.
(Sumber: suaramerdeka.com)
VOLKMEDIA, Pati - Setelah dua tahun menjalani segala rutinitas di tengah wabah Covid-19, segala macam jenis industri mencoba tetap berjalan dan bertahan dengan mematuhi berbagai aturan yang dianjurkan oleh pemerintah. Salah satunya yang beradaptasi adalah pertunjukkan seni.
Merebaknya pandemi virus Corona berdampak pada banyak kalangan, termasuk bagi para pekerja seni. Di Pati, Jawa Tengah, larangan berkumpul selama pandemi selama berbulan-bulan membuat para seniman ketoprak di sana tak punya penghasilan. Di tambah lagi, mereka kemudian diliputi rasa bosan karena tak bisa mengekspresikan karya seni mereka di atas panggung dan di hadapan banyak penonton.
Geliat Panggung Kesenian Ketoprak yang digelar di Kabupaten Pati, baru-baru ini benar-benar terasa gayeng, karena ruang ekspresi seniman ini menjadi awal kembangkitan mereka setelah terpuruk akibat pandemi.
Kesenian ketoprak yang wajib diadakan disetiap desa Kabupaten Pati kembali hadir menghibur masyarakat. Ketoprak ini digelar setelah absen selama kuraang lebih 2 tahun pandemic, karena pelarangan adanya pagelaran dan keramaian. Namun sekarang kesenian ketoprak kembali bangkit dan memulai pagelaran kembali. Adanya pagelaran kesenian ketoprak pada setiap tahunnya di desa desa Kabupaten Pati karena persembahan kepada Dayang desa melalui istilah “Sedekah Bumi” yang dimana acara tersebut berisi doa doa, bancaan atau makan makan, serta hiburan kesenian.
Kesenian krtoprak juga memiliki alur atau urutan dalam pentas. Yang jelas diawali dengan adanya tarian tarian khas pemain ketoprak , Wanita Wanita cantik yang menari dengan anggun menggunakan kostum yang sama mengawali adanya pertunjukan ketoprak ini. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan tampilnya sebuah cerita pada ketoprak.
Kesenian ketoprak memiliki beberapa adegan ada peperangan, kerajaan, seram, bahkan komedi. Tidak lupa juga diiringi dengan music gamelan dan sinden yang mengiri jalannya. Hal tersebut menambah keramaian pada kesenian tersebut.
Kesenian ketoprak ini biasanya memiliki 2 waktu penampilan, yaitu siang dan malam dengan durasi yang sama panjangnya dan tentunya cerita yang dibawakan berbeda beda. Cerita pada zaman dahulu yang bisa menghipnotis masyarakat untuk tetap menonton keseruan seni ketoprak tersebut.
Adanya pementasan kembali kesenian ketoprak membuat antusias masyarakat Pati membludak. Kesenian ketoprak tahun ini dipadati oleh masyarakat yang merindukan. Ditambah lagi dengan adanya pedagang kaki lima seperti sosis bakar, pop ice, sempol, bahkan pedagang nasi goreng tidak luput untuk mengambil kesempatan emas tersebut.
Masyarakat Kabupaten Pati berharap semoga kesenian ketoprak tidak hilang dan harus terus dilestarikan, karena salah satu asset dalam budaya Indonesia. Serta berharap semoga pandemic virus corona cepat hilang dan dunia menjadi pulih kembali.
Comments